Minggu, 13 November 2011

MENGENAL BENSIN (materi tambahan BBBensin)

1.    Unsur-unsur bensin
a.    Bensin adalah hasil yang diperoleh dari pemurnian dari Neptha yang komposisinya dapat digunakan sebagai bahan untuk motor bakar.
b.    Neptha adalah minyak ringan(Light Oil) yang mempunyai sifat anatara bensin (Gasoline) dan kerosin.
c.    Elemen-elemen dalam bensin
1)    C(Carbon)                3) N(Nitrogen)         5) O(Oksigen)          7) Air(Moisture)
2)    H(Hidrogen)             4) S(Sulphur)          6) Abu(Ash)

2.    Angka oktan
a.    Adalah suatu bilangan yang menunjukkan kemampuan bertahan terhadap knocking
b.    Knocking = Detonasi = Ledakan
c.    Makin tinggi angka oktan = Makin besar kemampuan bertahan bensin terhadap knocking
d.    Dengan kata lain makin tinggi angka oktan maka makin berkurang kemampuan untuk terjadi knocking
e.    Untuk motor bensin dengan perbandingan konpresi yang tinggi diperlukan bahan bakar dengan angka oktan yang tinggi pula
f.     Oktan tinggi tidak menguntungkan jika dipakai pada motor bensin yang berkomprensi rendah

3.    Bahan tambah bensin
Diperlukan karena masing-masing bahan tambah  memiliki fungsi masing-masing.
a.    Oxidation inhibitor. Untuk membantu mencegah terbentuknya karat sementara bensin disimpan
b.    Metal deactiovators. Untuk melindungi bensin dari efek yang merugikan terhadap metal tertentu selama proses penyulingan atau didalam system bahan bakar
c.    Bahan anti karat (anti rust agent). Untuk melindungi system bahan bakar mobil dari kemungkinan berkarat
d.    Anti acers. Untuk menghilangkan pembekuan didalam karburator dan pipa
e.    Ditergent. Untuk mempertahankan kebersihan karburator.

4.    Pembakaran
a.    Pembakaran sempurna (normal combustion)
Bahan bakar  terbakar seluruhnya pada saat dan keadaan yang dikehendaki
b.    Pembakaran tidak sempurna
1)    Knocking
Penyebabnya adalah :
Gas baru yang belum terbakar terdesak gas yang telah terbakar.
Karenanya tekanan dan suhunya naik sampai mencampuri keadaan hampir terbakar.
Jika pada saat ini gas terbakar dengan sendirinya, maka akan terjadi ledakan (detonasi) yang menimbulkan suara ketukan (knocking noise)
Teori pembakaran letupan (detonasi/knocking) adalah prinsip yang dikemukakan oleh Ricardo.
Hal-hal yang menyebabkan knocking, antara lain :
1)    Perbandingan kompresi yang tinggi, tekanan kompresi, suhu pemasangan campuran dan suhu silinder yang tinggi
2)    Waktu/timing pengapian terlalu cepat
3)    Putaran mesin rendah dan penyebaran api lambat
4)    Penempatan busi dan konstruksi ruang baker tidak tepat, dan jarak penyebaran api terlalu jauh
2)    Pre igniton
Bahan bakar terbakar dengan senjdirinya, akibat tekanan dan suhu tinggi sebelum busi menyala.
Dengan kata lain terjadi sebelum sampai pada saat yang dikehendaki.
c.    Pembakaran tidak lengkap
Pembakaraan yang kelebihan atau kekurangan oksigan atau hydrogen.

5.    Sifat bensin
a.    Mudah menguap pada temperature normal
b.    Tidak berwarna, tembus pandang dan berbau
c.    Mempunyai titik nyala rendah (-10­­° sampai -15°C)
d.    Mempunyai berat jenis yang rendah (0,60 sampai 0,78)
e.    Dapat melarutkan oli dan karet
f.     Menghasilkan jumlah panas yang besar (9.500 sampai 10.500 kcal/kg)
g.    Sedikit meninggalkan carbon setelah dibakar

6.    Syarat bensin
a.    Mudah terbakar
b.    Mudah menguap
c.    Tidak teroksidasi dan bersifat pembersih


sumber: TOYOTA STEP 1

Rabu, 05 Oktober 2011

Inilah Seri Mesin Bis Mercy

Tahukah Anda...

Mercedez-Benz mengeluarkan banyak varian untuk mesin diesel yang dipasang pada busnya. Mulai dari seri 300 sampai seri 900. Di Indonesia ada beberapa seri yang dipasang pada chassis bus Mercedes-Benz antara lain:

Seri 300:
1. OM352
~OF1113/42  130HP
~OF1113/44  130HP
~OF1113/45  130HP
~OF1113/51  130HP

2. OM352A
~OH1113/34  150HP

3. OM366
~OF1113/45  145HP
~OH1113/51  145HP

4. OM366A
~OF1113/45  170HP
~OF1518/52  180HP
~OH1113/51  180HP
~OH1113/51  170HP
~OH1518/51  180HP
~OH1518/60  180HP

5. OM366LA
~OF1521/52  210HP
~OH1521/60  210HP
~OH1521/51  210HP

Seri 900
1. OM904LA
~OF8000  152HP
~OH1518 XBC  180HP

2. OM924LA
~OH1521E3 210HP 


3. OM906LA
~OH1725  250HP
~OH1525  250HP
~OH1526  260HP
~OH1626  260HP


4. OM926LA
~OH1632  320HP
~OH1830  300HP

Kode huruf A dibelakang nomor seri menandakan mesin tersebut dilengkapi dengan perangkat Turbo dan kode huruf L untuk tambahan perangkat Intercooler.

Sumber : BisMania Community
               http://www.facebook.com/note.php?note_id=10150708508095114

Selasa, 04 Oktober 2011

Cara menentukan angka sudut dwell

Besar Sudut Dwel dan Kemampuan Pengapian
Kemampuan pengapian ditentukan oleh kuat arus primer.
Untuk mencapai arus primer maksimum, diperlukan waktu pemutusan kontak pemutus yang cukup. 
Devinisi sudut dwell adalah sudut yang terbentuk dari titik pertama pada saat kontak pemutus mulai menutup sampai dengan titik pada saat kontak pemutus mulai terbuka. Atau dengan kata lain sudut yang terbentuk dari titik pertama pada saat celah rubbing blok dengan as distributor mulai renggang sampai dengan titik pada saat celah rubbing blok dengan as distributor mulai menutup.
Sudut dwell kecil
* Waktu penutupan kontak pemutus pendek
* Arus primer tidak mencapai maksimum   
* Kemampuan pengapian kurang.
Sudut dwel besar
* Kemampuan pengapian baik, tetapi waktu mengalir arus terlalu lama
* Kontak pemutus menjadi panas
* Kontak pemutus  cepat aus.
Kesimpulan :  Besar sudut dwel merupakan kompromis antara kemampuan pengapian dan umur kontak pemutus
a. Celah kontak pemutus kecil
  • Sudut buka kecil ( b )
  • Sudut Dwel besar ( a )
Kesimpulan :
Sudut dwel besar ® celah kontak pemutus kecil
b. Celah kontak pemutus besar
  • Sudut buka besar ( b )
  • Sudut Dwel kecil ( a  )
Kesimpulan :
Sudut Dwel kecil ® celah kontak pemutus besar
Penjelasan :
a. Sudut pengapian =    Z   
                                 3600                                              
                         Z  = jumlah silinder
b. Sudut dwell    »   60%  x  sudut pengapian 
                        »   60%  x  Z  
                                               3600
Contoh : Menghitung sudut dwel motor 4 silinder dan 6 silinder
Motor 4 silinder
                                            
Sudut pengapian        =   Z   =    6      = 900
                                               3600      3600
Sudut dwel                =  60% x 900  = 540
                                    toleransi ± 20
Besar sudut dwel       =  540 ± 20
\  sudut dwel             = 520 – 560
 
Motor 6 silinder
Sudut pengapian        =   Z    =   6     = 600
                                   3600     3600
Sudut dwel                =  60% x 600   = 360
                                    toleransi ± 20
Besar sudut dwel       =  360 ± 20                   
\  sudut dwel             =  340380

Perlu diketahui bahwa angka toleransi masing-masing pabrikan berbeda